Tuesday, March 20, 2012

Hasil atau Proses

Pagi ini saya membuka salah satu program dakwah di tv. Pendakwahnya seorang wanita yang sederhana, tetapi mempunyai kekuatan lebih di dalam ujarannya. Dari sekian banyak pertanyaan yang diajukan salah satunya adalah mengenai pendidikan. Beliau mencoba menyentuh hati siapapun yang menjadi guru bahwa tugas utaman dan sumpah jabatannya salah satunya adalah tugas mendidik. Bahwa guru haruslah mempunyai hati untuk bisa mendidik, membimbing dan bukan hanya mengajar siswa-siswanya. Bahwa "PROSES" sebenarnya lebihlah utama dari "HASIL". Suatu ironi bagi dunia pendidikan dimana saya sendiri melihat dan mengalami bahwa memang dunia yang saya geluti memang mengejar hasil dengan mengabaikan proses, bahwa tuntutan dan tekanan yang mengintip adalah kesuksesan hasil dan yang sangat mengherankan adalah seolah-olah semua mata berusaha ditutup ketika ancaman datang dan bertepuk tangan ketika mengumumkan (dengan busungan dada yang melebihi kapasitas) bahwa HASIL sememangnyalah LEBIH BAIK dari PROSES.... Hmmm... suatu pembodohan massal... Tidak sadarkah semua hati bahwa sebenarnya semuanya telah melakukan kejahatan "berjamaah" dan menjerumuskan "GENERASI BARU". Aduh nak.... gurumu ini pun tak berdaya.... (malu...) (Teringat puisi PALSU) Pontianak- sit on the seat...
»»  read more

Monday, September 26, 2011

Konten Jardiknas

»»  read more

Monday, January 10, 2011

Hanya Kepada Allah kami Berserah...

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Al fatihah ; 1-7) Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (Al Baqarah – 132) Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al Baqarah ; 153 - 157) Saya ingin berbagi cerita tentang kisah Bude Ngaisah binti H. Djoko Taruno dan Pa’de Djasman bin Prawiro Iko. Keduanya adalah orang – orang yang pernah dekat dihati saya dan saya menyayangi mereka dengan segala kekurangan saya. Bude Ngaisah atau biasa kami panggil mak Yam adalah kakak perempuan ibu saya dan mereka mempunyai selisih umur kurang lebih satu tahun. Pada saat saya menulis cerita ini, beliau telah berusia 61 tahun. Bude merupakan wanita tangguh menurut saya, beliau adalah orang yang sangat ceria, penggembira, dan ekspresif. Pada saat gembira, beliau bisa tertawa terbahak – bahak sehingga mengeluarkan air mata, begitu lepas. Pada saat sedih, beliau terlalu mudah mengeluarkan air mata. Tanpa suara, airmatanya mengalir begitu saja. Pa’de Djasman adalah suami dari bude Ngaisah. Beliau berperawakan kurang lebih sama dengan bude. Pa’de orangnya pendiam, tetapi sangat murah senyum. Orangnya sangat ringan tangan. Meskipun berkulit gelap, tetapi hatinya putih seperti salju. Begitu baik dan lembut. Beliau juga sangat sehat, setiap hari selalu mengayuh sepeda tuanya mengantarkan cucu kesayangannya sekolah, setelah itu mengantarkan surat kabar atau apapun yang bisa membuat pa’de memperoleh rezeki. Setelah itu beliau bakal ke pasar, membawa pisang untuk dijual dirumahnya. Beliau sangat tangguh, pantang dikasihani. Sudah beberapa tahun terakhir budeku terkena stroke ringan. Akibatnya, tangan kirinya sulit digerakkan. Stroke juga menyerang pita suara beliau, akhirnya lidah pun menjadi kelu, ketika ingin mengatakan sesuatu, kita bagai mendengar anak yang baru belajar berbicara. Ketika terkena sakit, budeku yang periang menjadi sangat sensitive, mendengar suara kita yang dating menjenguk atau sekedar menyapanya saja, beliau bakal meneteskan air mata dan berteriak.. aaahhh…. Ya Allah, semoga keluarga yang ditinggalkan terus kuat…. Setiap hari pa’de dengan setia menemani budeku. Pa’de sudah pensiun dari pekerjaannya mengantarkan surat, karena itu, selepas pulang dari pasar, beliau langsung merawat istri tercinta sehingga matahari bersinar kembali keesokan harinya. Ketika pa’de ke pasar, maka urusan rumah tangga dan merawat bude diserahkan pada putri keduanya, mbak U i. Dengan segala kekuatan dan ketabahan hati yang diwarisi dari orang tuanya, mbak memandikan si mbah uti (begitu cucu memanggil bude). Setelah itu menyuapi dan membawa bude duduk di depan pelataran untuk berjemur atau belajar jalan. Singkat kata, aku mulai kehilangan bude ketika siswa ku menghadapi ulangan umum Desember 2009. Pagi yang kulewati menjadi hambar karena aku tidak melihat lagi lambaian tangan bude ketika aku menyapa beliau. Ternyata kondisi beliau melemah. Mungkin karena stroke yang dideritanya. Waktu berjalan cepat, aku semakin tenggelam dalam kesibukan, seingatku pada saat pembagian raport. Maafkan saya bude, belum sempat menjenguk bude saat itu. Libur sekolah tiba, putrid – putriku diboyong oleh ibu ke Singkawang untuk menemani adek bungsuku. Meski libur, aku tidak menikmati libur itu. Pekerjaan masih ada, kukemasi semua sudut rumah yang selama ini tidak terjamah, ku pangkas dan kurapikan halaman. Aku mulai menabur bibit baru. Sehingga akhirnya suamiku mempunyai sedikit waktu untuk mengunjungi adek ku di Singkawang, sekalian kami merayakan ulang tahun ibuku yang jatuh tepat tanggal 31 Desember. Selama di Singkawang, kami terus memikirkan bude. Berbicara mengenai beliau, kesabaran pa’de dan lainnya. Tanggal 2 Januari 2011 kami kembali ke Pontianak karena keesokan harinya, Senin 3 Januari 2011, anak-anak sudah harus masuk sekolah. Lagi – lagi kami belum bisa mengunjungi bude. Hari pertama masuk sekolah, cukup menyenangkan. Sepulang sekolah, aku mendapat kabar kalau bude sudah dibawa ke rum kit Sudarso. Ibu ku langsung menjenguk bude. Karena situasi, aku masih belum bisa meninggalkan rumah. Keesokan harinya, hari kedua hingga hari keempat aku dan keluarga ku menghabiskan magrib di rum kit, menemani pa’de dan bude. (Jam jenguk umum dimulai pukul 5 – 6 sore). Sekitar jam 8 an kami baru kembali. Kondisi bude saat hari pertama dan kedua sangat mengkhawatirkan, beliau dinyatakan koma, tetapi aku yakin bude mendengar, buktinya saat kami membacakan yasin, tangan atau kakinya selalu bergerak, detak jantungnya semakin teratur. Hanya gula darahnya yang belum mau turun, sangat tinggi, 658. Di hari ketiga bude dirumah sakit, jam 11 aku ditelpon mbak Ya, putri pertamanya, mengatakan kalau kondisi bude membaik, matanya sudah mau terbuka. Alhamdulillah, aku senang tetapi juga was was. Sorenya kami langsung melihat kondisi bude. Alhamdulillah, bude membuka matanya dan melihat kami. Tapi aku tak yakin apakah bude memang benar- benar melihat kami. Hari kelima bude di rawat, sayangnya aku dan keluargaku tidak berkesempatan menjenguk beliau. Tapi kami memang merencanakan esok paginya, Sabtu, 8 Januari, menjenguk beliau, karena Sabtu aku tak mempunyai kelas. Tapi memang Allah mempunyai maksud lain. Kami lengah. Jum’at 7 Januari 2011 pukul 20.40 Mbak Ya menelpon kalau bude sudah wafat. Meninggalkan kami selamanya. Kami bergegas kerumah duka untuk membantu mempersiapkan apa-apa yang diperlukan. Jenazah tiba dirumah duka dan sepanjang malam, putra putrinya membaca ayat Al-qur’an sehingga khatam. Tamu yang datang silih berganti. Aku dan keluargaku pulang kerumah pukul 1 dini hari. Kami ingin mempersiapkan esok harinya. Sabtu, 8 Januari 2011, rumah duka ramai didatangi rekan dan sahabat. Setelah memandikan, menyolatkan, akhirnya kami menuju pemakaman. Pukul 9.30 bude telah memasuki liang lahat. Prosesinya sangat cepat. H. Anwar Masduki, pemuka agama menyampaikan pesan dan mebacakan doa. SEMOGA ALMARHUMAH MENDAPATKAN TEMPAT DISISI ALLAH SWT, DITERANGI KUBUR DAN DILAPANGKAN KUBURNYA, DILEPASKAN SIKSA KUBUR. AMIN YA RABBAL ALAMIN. Aku berdiri diantara mbak Ui dan mbak Ya. Di depan kami pa’de berdiri. Begitu tenang, bahka sangat tenang. Tidak ada tanda-tanda kalau beliau telah kehilangan belahan jiwanya. Aku melihat beliau tersenyum, wajahnya seperti bersinar. Dan ya, baru kali ini kukatakan bahwa pa’de sepertinya puas dan ikhlas karena telah mendampingi bude. Kepada kami ia menagatakan, gampang mencari makan bude, cari aja pohon sukun yang jadi pembatas, karena itu pohon tua yang kecil kemungkinannya ditebang orang karena buahnya lebat. Kepada mbak Ya ia menunjuk sebatang pohon petai yang tumbuh disekitar situ, ‘Nanti makamkan aku disini’ ujarnya. Mbak Ya hanya diam dan memandangi sang bapak. Sesampainya dirumah, pa’de langsung mengemasi rumah. Ia memungut gelas-gelas air mineral yang bertaburan. Ibu dan bude Mus, kakak ibu yang tertua, mengingatkan pa’de untuk tidak bekerja. Bude Mus meminta pa’de istirahat dan menyuruh yang lainnya membantu mengemaskan halaman. Hari menjelang siang, azan dzuhur berkumandang. Rumah bude hanya ditinggali anak dan cucunya saja. Kami pulang kerumah karena sorenya akan kembali lagi mempersiapkan tahlilan. Tapi pa’de mengatakan ‘Tahlilannya besok saja sekalian’. Anak-anak yang dipesani tidak ada yang tau artinya. Mbak Ya dan mbak Ui tetap ke pasar membeli lauk untuk pa’de, saat itu pa’de ingin makan ayam. Sedangkan anak dan cucu yang lain tertidur. Pa’de masuk ke kamarnya, lalu keluar lagi sambil berteriak, ‘siapapun, tolong aku’. Nafas pa’de tersengal-sengal. Beliau kelelahan dan kejang. Sabtu, 8 Januari 2011, pukul 16.00. Tidak membutuhkan waktu lama, pa’de kejang dans esak nafas untuk yang ketiga kalinya. Setelah mengucapkan La ilahaillah dua kali, pa’de langsung menghembuskan nafas terakhir. Hanya beberapa menit kemudian aku dan keluarga tiba dirumah duka sekali lagi. Air mata kami sudah tak bisa dibilang lagi. Mata semua sudah membengkak bahkan ibuku sudah tak bisa menangis. Kembali kami mengulang hari, bersama putri nya aku membaca Al Quran dan mencoba menyelesaikannya Allah Maha Besar. Segala sesuatunya diserahkan kepada Allah. Minggu, 9 Januari 2011, pukul 9.30. Jenazah disemayamkan dilokasi yang diminta beliau. Ya Allah, mohon ampun atas segala dosa beliau. Semoga anak dan cucu yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan. AMIN.
»»  read more

Thursday, October 28, 2010

Pelatihan TIK di Singkawang

Pelatihan TIK di Singkawang pada tanggal 22-23 Oktober 2010, bisa dibilang sebagai penutup dari keseluruhan pelatihan yang telah dijadwalkan oleh UPPTP. Seperti kegiatan - kegiatan sebelumnya, kegiatan ini juga berlangsung selama 2 hari dengan lokasi Dinas Pendidikan Kota Singkawang di Jl. Alianyang. Ruang yang disediakan cukup luas dan nyaman dengan fasilitas yang dikategorikan baik. Kami para tutor, Alhamdulillah, tidak mendapatkan hambatan di dalam pelaksanaan ini. Jaringan internet yang tersedia juga sangat baik, mempunyai bandwith yang lumayan besar sehingga sangat mudah bagi kami untuk melakukan kegiatan. Seperti biasa, materi yang saya bawakan yaitu Pengintegrasian TIK di dalam RPP dan Pembuatan Bahan Ajar menggunakan Power Point sederhana dapat dilakukan dengan santai dan serius. Canda tawa diantara kami juga berjalan baik. Hal ini mengurangi kekakuan diantara kami karena baru mengenal satu sama lain. Banyak hal yang bisa kami peroleh di daerah ini. Suatu saat saya pasti akan kembali ke kota kecil ini.
»»  read more

Saturday, October 23, 2010

Sambas kota Terigas

Tanggal 20-21 Oktober 2010 merupakan jadwal pelatihan Pengintegrasian TIK yang wajib dilaksanakan di kabupaten Sambas yang mempunyai visi dan misi "Sambas Terigas" Terigas sendiri adalah bahasa Sambas yang berarti "Cantik". Pelatihan TIK dilaksanan di SMPN 2 Sambas. Memang benar menurut saya, sekolah ini tergolong pada sekolah yang bersih dan tertata rapi. Lapangan bermain anak cukup luas dikelilingi kelas yang juga berkategori besar dan nyaman buat para siswa melaksanakan kewajiban mereka, belajar. Toilet yang mereka miliki cukup membuat saya kagum, betapa tidak, konsep toilet mirip dengan konsep toilet yang berada di mall - mall Pontianak, meskipun tanpa kloset duduk nya. airnya mengalir bersih, terpasang tulisan : Jangan meninggalkan kotoran: membuat saya juga kagum, karena tulisan itu tidak biasa dipasang. termasuk peringatan yang mengandung ketegasan di dalamnya. Ketika kita mau keluar, akan kita lihat 4 buah aquarium besar yang diberi sekat pembatas beberapa buah. Aquarium - aquarium tersebut diisi dengan berbagai jenis ikan yang sangat cantik. Terpasang juga tulisan latin bagi nama-nama ikan tersebut. Wah, saya membayangkan betapa menyenangkannya, ketika para siswa maupun guru sudah mulai lelah belajar dan mengajar, lalu mereka bisa merilekskan pikiran mereka dengan melihat tarian ikan yang sangat gemulai. sayangnya hp saya dalam kondisi low bat saat itu sehingga saya tidak sempat mengambil foto. Hanya beberapa buah foto kegiatan saja yang berhasil saya rekam. Meninggalkan SMPN 2, saya berjalan sejenak memperhatikan jalan raya yang berada disekitarnya... terlihat banyak pekerja memperbaiki jalan. Memberi aspal baru pada beberapa ruas jalan. Tidak terlihat memang sampah yang berserakan disekitar jalan, kalaupun ada hanyalah daun-daun kering yang baru saja gugur tertiup angin yang lumayan kencang hari itu. Hmmm... kalau saya mendapat kesempatan lagi, ingin saya berkunjung ke keraton atau lokasi-lokasi wisata di Sambas...
»»  read more

Tuesday, October 19, 2010

Pelatihan Integrasi TIK di dalam RPP anggaran tahun 2010.

Tak terasa sudah hampir 1 tahun pelatihan pengintegrasian TIK dilaksanakan dan hampir kelar... Kegiatan yang dimulai di kota Melawi bakal diakhiri di kota kecil Singkawang. Sasarannya para guru SMP yang berada di kota Melawi, Ngabang, Sintang, Sanggau, Ketapang, Kayong Utara, Kubu Raya, Kab. Pontianak, Sambas dan Singkawang.... Dengan pimpinan pak Drs. Osbon L.Sihite, dengan ahli bayar pak Kasim, teman baik pak Saru dan pak Hadi, rekan canda Juanda dan anggota baru Rudi. Banyak pengalaman yang bisa diambil... punya teman baru dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan yang mengajar ditempat terpencil di daerah Kalimantan Barat. Seru... itung-itung refreshing setelah sekian lama berkutat dengan pekerjaan yang sama... well.... secara singkat.. kegiatan pelatihan ini adalah bagaimana menyisipkan kata kerja operasional TIK di dalam RPP yang wajib dibuat oleh guru ketika mereka akan masuk kelas. Dengan adanya penggunaan TIK diharapkan para guru secara perlahan mulai beralih fungsi dari penceramah sejati menjadi fasilitator sejati dan tentu saja rekan siswa yang menyenangkan... Kegiatan yang digarap oleh Diknas Propinsi bekerjasama dengan Konten Jardiknas ini sangat bermanfaat bagi rekan-rekan guru didalam mengembangkan kreatifitas dan kemampuan mereka menyampaikan ilmu guna mencerdaskan anak bangsa.... :)
»»  read more